Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grhasia terus berkomitmen menjadi rumah sakit dengan layanan prioritas kesehatan jiwa yang prima. Hal ini diwujudkan dengan berbagai layanan unggulan, serta sarana dan prasarana yang lengkap.
Direktur RSJ Grhasia, dr. Akhmad Akhadi MPH menjelaskan transformasi terjadi pada layanan unggulan. Dia menceritakan di masa kolonial, layanan unggulannya belum menggunakan pendekatan klinis-medis, tetapi mengarahkan aktivitas pasien dengan pertanian tetapi mengarahkan aktivitas pasien dengan pertanian dan peternakan.
Di masa kemerdekaan,penanganan orang dengan gangguan jiwa sudah menggunakan pendekatan klinis medis. Lalu pascareformasi, pendekatan didasarkan pada kebutuhan individu dan komunitas, sehingga output untuk setiap individu yang diperoleh pun lebih jelas. “Sekarang yang kami unggulkan sesuai dengan transformasi adalah layanan kedokteran jiwa yang tingkatnya adalah konsultan atau subspesialistik,” ujarnya dalam Temu Pelanggan Tahun 2024 dengan tema RSJ Grhasia Siap Menyongsong Transformasi Pelayanan Kesehatan di DIY, bertempat di Grha Ganesha RSJ Grhasia, Kamis (20/6/2024).
Selain itu, pihaknya tengah mengusahakan empat pelayanan sub spesialisasi kedokteran jiwa,meliputi subspesialisasi kedokteran jiwa anak dan remaja; psikogeriatri atau kedokteran jiwa utk lansia,sub spesialisasi adiksi dan sub spesialisasi komunitas.
Saat ini RSJ Grhasia juga menghadirkan layanan Penjemputan Grhasia Sadewa yang mencakup penjemputan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang mendesak untuk dirawat serta layanan pembebasan pasung. “Untuk pelayanan ini, kami bekerja sama dengan petugas di wilayah terkait,” kata Akhmad.
RSJ Grhasia, kata Akhmad, juga menangani korban penyalahgunaan narkoba, meliputi layanan bagi pecandu, penyalahguna dan korban penyalahgunaan narkoba/psikotropika; terapi medis berbasis komunitas; rehabilitasi kecanduan yang menggunakan berbagai pendekatan.
Sementara soal gedung dan fasilitas pelayanan, RSJ Grhasia kini tengah menggenjot pembangunan fisik untuk pemenuhan saranaprasarana pelayanan kesehatan.
Pada tahap I (2023-2027), dibangun sejumlah fasilitas, mulai dari IGD baru, gedung Poli Umum, gedung Perawatan Umum dan poliklinik Jiwa Terpadu.
Pembangunan ini juga diikuti fasilitas pendukung meliputi poliklinik non-kekhususan seperti bedah, obgyn, penyakit dalam, penyakit anak, neurologi, anestesi, rehabilitasi medik dan pendukung lain; penyediaan ruang operasi, ruang bersalin, ruang bayi, ruang ICU dan ruang hemodialisa; penyediaan bangsal ibu bersalin, bangsal bedah, bangsal penyakit dalam, bangsal syaraf dan bangsal infeksi.
Masalah Bersama
Kabid Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan DIY, Agus Priyanto menuturkan DIY menempati peringkat I jumlah rumah tangga dengan skizofrenia. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI), DIY juga menempati peringkat keenam untuk indikasi depresi dan peringkat ke12 untuk kesehatan jiwa serta peringkat ke-9 untuk keinginan bunuh diri.
“Ini menjadi sebuah catatan penting yang mengindikasikan DIY masih menghadapi tantangan yang luar biasa untuk kesehatan jiwa. Saat ini rumah sakit jiwa terlengkap di DIY adalah RSJ Grhasia. Bukan berarti RSJ Grhasia akan menanggung semua masalah kesehatan jiwa di Jogja. Masalah kesehatan jiwa adalah masalah kita bersama,” pungkasnya.
11 September 2024