DISTIMIA

images

Pada zaman ini depresi adalah bagian dari gaya hidup seseorang. Kondisi yang tidak dapat dihindari oleh setiap orang sehari-harinya. Depresi adalah gangguan yang dapat disamakan dengan penyakit influensa, penyakit yang biasa dan sering menyerang manusia. Depresi sangat mempengaruhi ekonomi negara dan kemajuan suatu bangsa. Suatu negara dapat bangkit akibat perang/resesi karena adanya manajemen depresi yang baik. Untuk mengetahui tentang gangguan depresi lebih dalam, maka saya membagi tulisan ini menjadi beberapa seri. Seri pertama saya ingin memperkenalkan tentang:

 

Distimia

       Distimia adalah mood depresif kronis pada hampir sepanjang waktu dan menetap sedikitnya selama 2 tahun. Pada distimia, gejala depresinya tidak terlalu parah tetapi sering bentuk depresifnya bertahan selamanya. Distimia umumnya dimulai saat masa kanak-kanak/remaja, atau pada orangtua setelah berusia 52 tahun. Distimia yang terjadi sebelum usia 21 tahun disebut distimia onset dini. Distimia yang terjadi setelah usia 21 tahun disebut distimia late onset.Distimia onset dini berhubungan dengan komorbid gangguan kepribadian, sedangkan distimia setelah usia lebih dari 50 tahun berhubungan dengan masalah kesehatan dan kehilangan anggota keluarga. Distimia jarang mulai terjadi pada orang dewasa. Biasanya mulai timbul sejak masa kanak-kanak walaupun menjadi nyata dan terdiagnosis distimia setelah masa dewasa. Atau dengan kata lain, distimia pada orang dewasa akibat kelanjutan distimia yang sudah berlangsung sejak usia kanak-kanak atau remaja, sering berasal dari distimia onset dini bahkan kadang-kadang terjadi mulai usia 5 tahun. 

 

 

     Alasan utama mengapa distimia sulit dikenali, karena orang dapat tertekan tanpa merasakan sedih atau terluka. Orang tersebut menganggap perasaan tertekannya adalah hal yang biasa setiap harinya “this is just the way I am”. Biasanya seseorang ditekankan untuk harus mempunyai sifat nerimo dalam hidupnya yang secara tidak langsung keadaan ini mengakibatkan distimia. Seseorang yang menderita distimia ibarat lampu yang cahayanya redup walaupun masih dapat berfungsi dalam kesehariannya dan dapat menerangi orang-orang di sekelilingnya. Orang distimia tidak optimal dalam fungsi sehari-harinya dan bila orang distimia tidak melakukan prestasi apapun, orang tersebut merasa hal ini sudah nasibnya.         

 

       Orang dengan distimia mengalami masalah yangdisingkat SECASH (Sleep disturbance - Energy decrease - Concentration decrease - Appetite change - Self esteem - Hopelessness). Pasien menggambarkan distimia sebagai mood depresi selama sekurang-kurangnya 2 tahun dengan nafsu makan yang rendah/berlebihan, insomnia/hipersomnia, tidak ada energi, harga diri yang rendah, sulit konsentrasi, tidak bisa memutuskan masalah dan tidak mempunyai harapan. Pasien hampir sepanjang hari murung, sedih, lelah dan anhedonia, dengan perasaan yang inadekuat. Sering menuntut dan mengeluh, menyalahkan diri sendiri tetapi pada saat yang bersamaan mencela orang lain. Pasien distimia bukan orang yang pandai membawa diri dan pergaulan mereka tidak stabil. 

typedysthymia

 

Kriteria diagnosis distimia menurut DSM-IV adalah:

  • Adanya mood terdepresi di sepanjang hari berdasarkan perasaan subyektif atau dilihat oleh orang lain. Selama sekurang-kurangnya 2 tahun (1 tahun pada anak dan remaja digambarkan sebagai mood iritabel).
  • Ada 2 (atau lebih) gejala dibawah ini:
  1. Nafsu makan menurun atau makan yang berlebihan.
  2. Insomnia atau hipersomnia.
  3. Kurangnya energi atau kelelahan.
  4. Citra diri yang rendah.
  5. Sulit konsentrasi atau sukar mengambil keputusan.
  6. Perasaan ketidakberdayaan.

 

  • Tidak didapatkan episode depresi mayor dan gejala bukan merupakan remisi parsial dari depresi mayor.
  • Jika distimia terjadi pertama kali (sekurang-kurangnya 2 tahun, dan 1 tahun pada distimia anak atau remaja) kemudian berkembang menjadi episode depresi mayor maka dapat didiagnosis sebagai double depression, bila ada depresi mayor dan distimia yang terjadi secara bersamaan.
  • comparingdysthymia
    • Tidak didapatkan episode mania, hipomania atau siklotimia.
    • Gejala distimia bukan disebabkan oleh gangguan psikotik kronis seperti skizofrenia atau gangguan waham.
    • Gejala bukan diakibatkan oleh obat-obatan, penyalahgunaan zat, terapi atau kondisi medis (contohnya hipotiroid).
    • Gejala-gejala tersebut menyebabkan penderitaan atau masalah yang bermakna pada hubungan sosial, pekerjaan atau fungsi lainnya yang dianggap penting.
    • Kriteria diagnosis distimia menurut ICD-10 adalah:

      • Mood depresi yang menetap/terus menerus selama sedikitnya 2 tahun.
      • Jarang timbul periode mood yang normal selama lebih dari beberapa minggu dan tidak ada episode hipomania.
      • Tidak ada atau sedikit sekali, seseorang dengan episode depresi tersebut mengalami gangguan yang bermakna atau menetap untuk kriteria gangguan depresi ringan yang rekurens.
        • Selama periode depresi tersebut ada sedikitnya 3 gejala di bawah ini:
      1. Energi/aktivitas yang menurun.
      2. Sulit tidur.
      3. Tidak percaya diri dan merasa inadekuat.
      4. Sulit konsentrasi.
      5. Sering menangis.
      6. Kurang minat/menikmati aktivitas seksual atau aktivitas lain yang biasanya memberikan kesenangan.
      7. Merasa tidak mampu melakukan tanggung jawab rutin sehari-harinya.
      8. Pesimis terhadap masa depan atau selalu menyesali masa lalu.
      9. Menarik diri dari pergaulan.
      10. Tidak banyak bicara.

 

         Distimia berbeda dengan disforia. Disforia berasal dari kata “bad mood” yaitu campuran dari suasana hati yang tidak puas, gelisah, depresi, cemas, iritabilitas. Disforia adalah respon perasaan yang normal saatfrustrasi dankekecewaan. Hampir semua orang pernah merasakan disforia dari waktu ke waktu. Perasaan disforia yang kronis dapat berubah menjadi distimia.

             Distimia berbeda dengan dukacita. Dukacita (berkabung terhadap kematian seseorang yang dicintai) sering terlihat seperti depresi. Dukacita yang normal tidak berlangsung lama (umumnya 3 sampai 6 bulan, kadang-kadang sampai 1 tahun) dan pada umumnya adalah suatu reaksi yang normal. Dukacita dapat terjadi pada keadaan orang distimia/depresi. Sebagai catatan: Dukacita adalah peristiwa depresif yang sebanding dengan keadaan, sedangkan depresi adalah perasaan dukacita yang terlalu berlebihan untuk suatu keadaan.

            Distimia berbeda dengan kesepian walaupun banyak orang distimia sering mengeluh merasa kesepian dan terasing. Jika rasa kesepian sampai membuat susah atau mengganggu fungsi sehari-hari maka perasaan tersebut dapat berkembang menjadi distimia.

       Distimia berbeda dengankesedihan. Kesedihan adalah suatu hal normal bila mengalami peristiwa tertentu dan tidak dijumpai penurunan fungsi pekerjaan/aktivitas sosial. Banyak orang distimia tidak mengalami rasa sedih. Walaupun seseorang dengan perasaan sedih mempunyai resiko tinggi berkembang menjadi distimia di kemudian hari.

Psikodinamika distimia sangat dipengaruhi oleh 6 faktor utama yaitu psikopatologi keluarga dengan gangguan mood, awal permasalahan, sifat/kepribadian, faktor kognisi, faktor interpersonal dan stres kronis. Riwayat keluarga dengan gangguan mood/kepribadian meningkatkan resiko depresi menjadi kronis. Faktor keturunan pada gangguan kepribadian ternyata diturunkan secara kuantitatif, bukan secara kualitatif. Distimia berhubungan dengan pola asuh orangtua yang salah,anak yang terlantar/tidak diperlakukan sebagaimana mestinya, mengalami beberapa peristiwa traumatik dan tidak pernah dirawat dengan baik.Ada rasa kehilangan pada awal masa perkembangan (kematian orangtua, perceraian, perpisahan atau keluar dari rumah). Termasuk diantaranya terjadi abuse seksual dan fisik, ditinggal orangtua, sikap acuh tak acuh/penolakan orangtua. Kesengsaraan masa kanak-kanak berpengaruh pada pembentukan kepribadian dan menyebabkan gangguan kepribadian; berpengaruh pada gaya hubungan interpersonal dan gaya mencerna informasi seseorang. 

Distimia mempunyai prognosis yang sangat jelek. Menurut data yang diambil secara insiden kumulatif didapatkan distimia-depresi mayor pada usia 18 tahun sebesar 18-20 % tetapi yang diobati hanya 40 %; dan 6-10 % menjadi penyakit yang persisten sehingga akhirnya gangguan ini menduduki peringkat kedua penyebab kematian di Amerika akibat bunuh diri sebelum usia 10-24 tahun.Distimia sendiri jarang mengakibatkan bunuh diri tetapi dengan adanya depresi mayor, resiko bunuh diri menjadi semakin meningkat.

 

,
By Admin| 03 Juli 2014| Kesehatan | Dilihat = 28869 kali|