SEJARAH KEPERAWATAN JIWA

images

sejarahjiwaPerawatan pada pasien gangguan jiwa sudah dilakukan sejak jaman dahulu kala. Asuhan keperawatan yang diberikan sebelum abad ke-18 masih berupa penjagaan (sipir) dengan kualitas asuhan yang sangat buruk (dibuang ke hutan, dipasung, diolok-olok, dianggap sakti). Pada akhir abad ke-19, perawat jiwa sudah merupakan sebuah profesi dan pada abad ke-20, spesialisasi perawat jiwa telah diakui dengan peran dan fungsi yang unik.


Linda Richard merupakan perawat jiwa Amerika yang pertama, dimana beliau mengembangkan asuhan keperawatan di RS mental pusat di USA dan mengorganisasi pelayanan keperawatan dan program pendidikan, dimana sakit mental harus diberikan asuhan seperti sakit fisik. Pada tahun 1882, terbentuklah sekolah perawat yang pertama untuk sakit mental, yang mengajarkan tentang pemeliharaan kebutuhan fisik pasien mental (pengobatan, nutrisi, hygiene dan aktivitas bangsal). John Hopkins pada tahun 1913, merupakan sekolah perawat pertama dengan kurikulum keperawatan jiwa.


Pada akhir perang dunia II, pelayanan kesehatan terbesar yang diberikan terkait dengan masalah kesehatan jiwa dan peningkatan program terapi pada veteran perang. Terapi Sikap pada tahun 1947 mulai diperkenalkan oleh Weiss, dimana perawat menggunakan sikap untuk perbaikan pasien dengan observasi, penerimaan, respek, pemahaman, perhatian dan partisipasi pasien dalam realita. Pada tahun 1950, obat psikotropika untuk sakit mental mulai dipergunakan.


Mellow dan Tudor mulai tahun 1950 memperkenalkan tentang Terapi Keperawatan, dimana hubungan perawat dan pasien skizofrenia merupakan dasar proses terapeutik. Pada tahun 1952, Peplau membuat kerangka kerja yang sistematik bagi perawat jiwa yaitu Hubungan Interpersonal dalam Keperawatan yang mendiskripsikan kemampuan, aktifitas dan peran perawat jiwa, dimana proses terapeutik signifikan.


Komunitas terapeutik mulai diperkenalkan oleh Jones tahun 1953, dimana penggunaan lingkungan sosial pasien mulai diperhatikan. Pasien sebagai partisipan aktif dan dilibatkan dalam masalah harian masyarakat.
Tahun 1963, Jurnal Keperawatan Psikiatri mulai diterbitkan. Standar perawatan psikiatri dibuat olah ANA tahun 1973.


Di Indonesia, sensus penderita gangguan jiwa oleh Pemerintah Hindia Belanda di Jawa dan Madura dilaksanakan pada tahun 1862. Beberapa RS Jiwa yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda yang dibangun di luar kota yang bersifat isolasi dan penjagaan antara lain RSJ Bogor (tahun 1882), RSJ Lawang (tahun 1902), RSJ Magelang (tahun 1923), RSJ Sabang (tahun 1927) dan RSJ Pakem (tahun 1938). Terapi yang diberikan dengan cara dibungkus, terapi mandi, berjemur, kesibukan dan pekerjaan lain.


Empat tempat perawatan penderita gangguan jiwa di masa Pemerintah Hindia Belanda adalah RS Jiwa (untuk rawat inap pasien psikosa, kelebihan pasien disalurkan ke penjara sekitar), Rumah Sakit Sementara (untuk rawat jalan pasien psikosa akut), Rumah Perawatan (dikepalai perawat berijazah dibawah pengawasan dokter umum) dan Koloni (merupakan temapt penampungan pasien psikiatrik yg tenang, tinggal di rumah penduduk).


Pada tahun 1900-an, mulai digiatkan gerakan no restrain dan terapi kerja bagi pasien gangguan jiwa. Jawatan Urusan Penyakit Jiwa (JUPJ) telah terbentuk disusul dengan Penyelenggaraan dan Pembinaan kesehatan Jiwa. Pada tahun 1966 diterbitkan UU tentang Kesehatan Jiwa No. 3 tahun 1966 dan pada tahun 1973 lahirlah PPDGJ I dan program integrasi kesehatan jiwa di puskesmas.


Pada tahun 2000-an, asuhan keperawatan mulai ditekankan penanganan jiwa untuk korban bencana alam, pengembangan kesehatan jiwa masyarakat (CMHN), pendidikan perawat spesialis jiwa, pengembangan asuhan keperawatan kesehatan jiwa (NANDA, NOC, NIC), serta pengembangan organisasi keperawatan jiwa serta pelaksanaan konferensi nasional jiwa.

,
By Admin| 23 Mei 2014| Umum | Dilihat = 53261 kali|