Masalah kesehatan mental akhir-akhir ini mulai mendapatkan perhatian khusus dan banyak individu yang semakin peduli dengan hal tersebut, setidaknya untuk dirinya. Lalu, apa yang dimaksud dengan kesehatan mental? WHO mendefinisikan kesehatan mental sebagai suatu kondisi sejahtera dimana individu mampu menyadari kemampuan yang ia miliki, mampu mengatasi tekanan dan stres dalam kehidupan sehari-hari, mampu bekerja secara produktif, dan mampu berkontribusi aktif di lingkungan atau komunitasnya.
Dari definisi tersebut, jelas bahwa indikator kesehatan mental tidak semata mengenai ketidakhadiran suatu penyakit atau gangguan jiwa saja. Kesehatan mental erat kaitannya dengan bagaimana kita mampu mengenali kondisi diri, bagaimana ketrampilan penyelesaian masalah yang kita miliki saat dihadapkan pada suatu persoalan, dan juga merujuk pada aktivitas produktif apa yang kita upayakan dalam keseharian.
Ketika dihadapkan pada suatu permasalahan dalam keseharian adalah hal wajar jika kita kemudian merasakan ketidaknyamanan atau dapat disebut kondisi mental distress. Saat dihadapkan pada masalah, pada dasarnya hal tersebut menjadi kesempatan bagi individu untuk dapat menggunakan ketrampilan coping atau strategi penyelesaian masalah yang efektif. Selain itu, individu juga dimungkinkan untuk lebih mengembangkan diri dan bangkit dari situasi tersebut. Hanya saja, umumnya, kita kerap melihat permasalahan sebagai suatu hal yang negatif dan bukan sebagai sebuah tantangan yang memungkinkan seseorang untuk berkembang lebih optimal. Saat berada disituasi ini, individu tidak membutuhkan penanganan khusus dari profesional dikarenakan yang bersangkut dapat dikatakan mampu untuk mengatasi persoalan dan mencapai kesejahteraan psikologis secara optimal.
Bicara mengenai masalah kesehatan mental, terdapat beberapa kondisi yang perlu kita pahami. Yang pertama adalah mental distress seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelum ini. Kondisi kedua adalah masalah kesehatan mental, yakni suatu kondisi dimana seseorang menghadapi kondisi yang dirasa berat dan atau muncul secara beruntun, misalnya saja kematian seseorang yang berarti dalam hidup, perundungan, himpitan ekonomi, dsb. Hal ini dapat dialami oleh siapapun dan membuat individu mengalami perubahan cukup signifikan dalam hidupnya sehingga mengganggu fungsi kesehariannya. Ketika berada pada kondisi demikian, individu bisa saja membutuhkan bantuan profesional untuk memampukan ybs lebih adaptif dan memiliki ketrampilan penyelesaian masalah yang lebih efektif.
Kondisi ketiga adalah berkaitan dengan gangguan mental. Hal ini merupakan keadaan dimana ada permasalahan secara medis (biologis) yaitu berkaitan dengan otak sehingga individu mengalami hambatan dalam kesehariannya, baik dari cara berpikir, mengelola emosi, dan juga fungsi peran sosialnya. Keadaan demikian perlu melibatkan profesional untuk proses penegakan diagnose dan pemberian penanganan medis secara tepat.
Konsep mengenai kesehatan mental telah kita pahami, lalu bagaimana cara untuk mengupayakan kondisi kesehatan mental? Ibaratnya tubuh, kita perlu menerapkan gaya hidup sehat untuk menjaga kesehatan fisik, mulai dari memperhatikan asupan gizi, olahraga secara teratur, dan istirahat yang cukup. Begitu pula dengan mental, perlu juga rangkaian upaya untuk mempertahankan kualitas kesehatannya sehingga individu tetap dapat berfungsi dalam kesehariannya.
Langkah pertama adalah memahami bahwa terdapat situasi (orang, peristiwa) yang akan mempengaruhi kondisi kesejahteraan psikologis kita dan bisa jadi situasi tersebut terjadi diluar kendali kita. Namun demikian ada hal yang dapat kita kendalikan, yaitu diri kita, terutama berkaitan dengan emosi dan sikap kita terhadap situasi tersebut. Ketika dihadapkan pada situasi tidak nyaman, emosi yang kerap muncul adalah kecewa, sedih, khawatir, atau marah. Berbagai emosi negatif ini yang perlu untuk kita sadari, terima, dan kelola secara tepat sehingga nantinya kita dapat mengambil suatu tindakan untuk mengatasi persoalan tersebut. Bayangkan jika kita masih dikuasai emosi marah misalnya, tentu proses pengambilan keputusan akan sarat dengan emosi.
Hal lain yang dapat kita kembangkan untuk mencapai kesejahteraan psikologis adalah dengan menjalankan beberapa kebiasaan sederhana sebagai berikut :
- Biasakan gaya hidup sehat, mulai dari asupan gizi, olahraga, dan tidur yang cukup. Rangkaian perilaku sehat demikian merupakan bentuk kita menyayangi dan peduli dengan kesehatan tubuh dan juga sebagai upaya menjaga diri secara baik sehingga memungkinkan untuk beraktivitas secara nyaman setiap harinya.
- Berlatih teknik mindfulness atau berkesadaran penuh disini dan kini. Tidak jarang kita mengalami loncatan pikiran ke masa lalu yang sarat dengan emosi negative kemudian berpindah ke masa depan yang menimbulkan rasa cemas dan takut. Akibatnya, kita justru tidak berfokus pada masa kini karena pikiran loncat ke berbagai situasi lalu maupun mendatang. Kondisi ini dikenal dengan istilah overthinking. Cara sederhana untuk berkesadaran penuh adalah fokus pada nafas. Mungkin sederhana, namun dengan kita rutin melatih teknik ini, otak akan terbiasa untuk rileks dan belajar untuk berkesadaran penuh terhadap kondisi saat ini.
- Menjalankan hobi atau aktivitas yang disukai. Dalam kondisi stressful, otak akan mengalami kendala dalam memproses informasi dan berpengaruh pula dalam pengambilan keputusan. Untuk mengatasinya, rangsang otak untuk mengahadpi kondisi stres yang menyenangkan, salah satunya dengan menjalankan hobi. Jika otak melihat adanya stress menyenangkan tersebut, maka sirkuit didalamnya akan lebih terkoneksi satu dengan lainnya dan memungkinkan seseorang lebih siap mengatasi suatu permasalahan.
- Siapkan emergencybox berisi pesan yang mengingatkan kita akan hal-hal yang dapat membangkitkan emosi positif dalam diri kita saat menghadapi situasi tidak nyaman. Misalnya saja foto kenangan, gambar pemandangan, essential oil atau aromatherapy, stress ball, mendengarkan musik relaksasi, mandi air hangat, makan makanan kesukaan, dan sebagainya.
- Lakukan aktivitas kreatif, misalnya menggambar, mewarnai, menulis, memasak, merajut, dsb.
- Bersyukur. Tuliskan apapun yang menjadi potensi dan atau sesuatu yang kita anggap sebagai ungkapan rasa syukur. Dengan melatih kebersyukuran ini akan membuat kita lebih bisa berpikir positif.
Lakukan rangkaian aktivitas sederhana tersebut sebagai sebuah kebiasaan yang memungkinkan kita untuk dapat mencapai kesejahteraan psikologis dalam keseharian. Permasalahan tentu akan selalu hadir, namun menjadi sebuah tanggung jawab bagi kita untuk dapat menjadi sosok tangguh disetiap momen. Mulailah mengurangi pertanyaan “kenapa bisa terjadi” dan ubahlah fokus kita dengan bertanya “apa yang dapat kulakukan untuk mengatasi ini?” sehingga dapat melanjutkan hidup yang kita yang berharga. Bilamana membutuhkan bantuan profesional (dokter maupun psikolog), akseslah layanan kesehatan terdekat dan berikan diri Anda untuk menerima bantuan mereka.