Dalam menjalankan kegiatannya, organisasi mempunyai tujuan yang akan dicapai. Tujuan tersebut mustahil dapat dicapai tanpa adanya perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian yang benar terkait sumber pembiayaan dan proses bisnis yang akan dilakukan. Tulisan kali ini akan fokus pada tema pengendalian internal. Sejarah pengendalian internal dalam organisasi muncul seiring dengan banyaknya kasus kebangkrutan yang diakibatkan kecurangan dan manipulasi laporan keuangan yang menimbulkan ketidakpercayaan public akan laporan keuangan. COSO (The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission) yang dibentuk tahun 1985 mempunyai tugas untuk mengembangkan pedoman dalam internal control, dalam rangka meningkatkan kualitas laporan keuangan dengan focus pada corporate governance. COSO menerbitkan Kerangka Pengendalian Internal Terpadu pada tahun 1992 dan merilis versi terbaru pada 14 Mei 2013. Dalam Kerangka Pengendalian Internal Terpadu tersebut, terdapat lima elemen penyusun pengendalian internal seperti ditunjukkan dalam gambar berikut.
Control Environment (lingkungan pengendalian),
Lingkungan pengendalian merupakan unsure pembentuk yang fundamental karena pada dasarnya control environment merupakan kondisi yang dibangun dan diterapkan dalam organisasi yang mempengaruhi efektivitas pengendalian. Pengendalian akan menjadi efektif jika dalam suatu organisasi terdapat penegakan etika seluruh anggota organisasi yakni pegawai dan pimpinan, pembentukan struktur organisasi yang sesuai, pendelegasian wewenang dan kebijakan, dan pembinaan sumber daya manusia.
Risk Assesment (Penilaian Risiko),
Risiko menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan akibat yang merugikan akibat dari suatu tindakan. Akibat yang merugikan ini tentu akan menghambat perusahaan mencapai tujuan, maka diperlukan identifikasi terhadap kegiatan yang akan dilaksanakan dan potensi timbulnya kerugian. Identifikasi ini selanjutnya akan dianalisis secara kualitatif maupun kuantitatif untuk mendapatkan cara mengatasinya.
Control Activities (Aktivitas Pengendalian),
Unsure selanjutnya yang merupakan kelanjutan dari unsure sebelumnya adalah aktivitas pengendalian. Aktivitas pengendalian merupakan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko, menetapkan dan melaksanakan kebijakan serta prosedur yang telah ditetapkan, dan memastikan tindakan tersebut akan dilaksanakan dan berjalan efektif.
Information and Communication,
Informasi yang relevan dalam sistem pengendalian internal adalah informasi yang terkait dengan sistem akuntansi terkait dengan pengidentifikasian, pengklasifikasian, pencatatan, dan pelaporan transkasi sehingga tercipta akuntabilitas. Hasil dari system ini selanjutnya akan dilaporkan kepada pihak internal dan eksternal yang membutuhkan untuk pengambilan keputusan.
Monitoring Activities.
Unsur terakhir adalah tindakan pengawasan yang dilakukan manjemen dan satuan kerja yang ditunjuk terhadap pengendalian internal yang sudah dibuat apakah berjalan secara efektif.
Penerapan sistem pengendalian internal dapat membantu organisasi mencapai tujuan secara efektif dan efisien, keterandalan laporan keuangan, dan kepatuhan pada peraturan yang berlaku.
,